Kamis, 30 September 2010

JADILAH BIJAKSANA

Pembacaan Injil Matius 7 : 21 – 27

Dalam pembacaan tadi kita dapat mengambil intisarinya  yaitu :
  • Orang yang masuk kedalam kerajaan Surga adalah yang melakukan kehendak Bapa yang di Surga. bukan yang hanya  mendengarkan tetapi tidak mau menurutinya ( ay 21 )
  • Orang yang mendengar dan melakukan Firman  Tuhan adalah orang bijaksana ( ay 24 )
  • Orang yang mendengar tetapi tidak melakukan adalah orang bodoh atau tidak bijaksana.( ay 26 )

Siapakah yang bisa membuat orang menjadi bijaksana. Mazmur 119 : 98 berkata :  Perintah-Mu membuat aku lebih bijaksana dari pada musuh-musuhku, sebab selama-lamanya itu ada padaku.
Hanya Tuhan saja yang bisa memberi kebijasanaan yang sejati bahkan mampu bertahan selama-lamanya atau seumur hidup.
Contohnya Daniel dan Yusuf adalah orang bijaksana yang mendapat kebijaksanaannya dari Tuhan.

Sikap orang yang bijaksana adalah seperti orang yang mendirikan rumah atau bangunannya diatas fondasi batu. Rumah itu kokoh,mampu menahan badai dan angin topan dan bahkan banjir besar. Sedangkan orang bodoh disamakan dengan orang yang mendirikan rumah atau bangunannya diatas fondasi pasir. Jika datang angin topan dan banjir, rumah itu pasti roboh, rusak berat  dan hanyut karena fondasinya lemah.

Apakah yang dimaksud dengan  badai.angin topan dan banjir  itu ? Itu adalah segala pencobaan yang datangnya dari iblis yang akan menerpa hidup ini. Pencobaan itu datangnya bisa dari dalam diri sendiri dan bisa juga datangnya dari luar. Sumber-sumber pencobaan antara lain : hawa nafsu, kekayaan, kebodohan, keserakahan, sikap hati yang salah , lidah yang tak terkendali, dll.

Dua jenis fondasi tadi merupakan gambaran iman kita sebagai orang Kristen. Iman yang kuat hanya didasarkan pada fondasi Firman Tuhan. Firman itu bukan hanya didengar tetapi harus dilakukan dalam hidup sehari-hari.( Yakobus 1 : 22 )  Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri).
Kalau iman kita hanya disandarkan pada kemampuan kita sendiri, akan cepat goyang, bahkan gagal bertahan. Sedangkan iman yang lemah diibaratkan dengan  fondasi pada pasir yang rapuh. Firman Tuhan tidak menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.

Sudahkah kita melakukan Firman Tuhan dalam kehidupan kita sehari-hari. Ataukah kita baru hanya sebatas menjadi pendengar saja. Kalau demikian mari kita periksa diri kita masing-masing, mohon kepada Tuhan untuk mengaruniakan iman yang sejati, kokoh - tahan menghadapi badai yang datang. Lakukan Firman dalam hidup kita sehari-hari.
Amin, Tuhan memberkati.

1 komentar:

  1. Smoga firman Tuhan bertumbuh dihatiku..dan ak menjadi dewasa dan bijaksana didlm Tuhan... Amin, Tuhan Memberkati.

    BalasHapus