Rabu, 29 September 2010

Andaikan………….. IBUKOTA PINDAH KE PALANGKARAYA


Pembicaraan maupun pemberitaan  pemindahan ibukota Negara Republik Indonesia dari Jakarta ke Palangkaraya ibukota Propinsi Kalimantan Tengah sudah kurang terdengar lagi. Sekarang malahan  lebih gencar wacana pemindahan ibukota disekitar JakartaBogor saja atau Provinsi Jawa Barat.

Namun jika seandainya  pemindahan ibukota Negara dari Jakarta ke Palangkaraya terjadi, maka saya mulai membayangkan sebuah realitas yang akan terjadi didepan mata.

1.      Spekulan tanah mulai bergerak cepat memborong lahan lahan didalam dan disekitar kota palangkaraya dengan harga yang semurah-murahnya tetapi seluas luasnya. Para pemilik modal mulai bergerak memerintahkan kaki tangannya untuk mendekati pemilik tanah. Para ketua RT, Kades, Lurah, Camat, BPN mulai sibuk mengurus surat surat tanah yang diperlukan. Yang belum ada surat dibuatkan surat oleh RT,RW, Kades dan Lurah. Para Notaris/PPAT kebajiran pesanan untuk membuat akte jual beli/balik nama surat tanah. Kantor Camat dan Pelayanan Pajak sibuk mengurus PBB yang tertunggak selama bertahun-tahun. Dibeberapa lokasi akan terlihat patok dengan tulisan tanah dijual tanpa perantara. Buntutnya harga tanah disekitar kota Palangkaraya melonjak tajam. Yang tadinya tidak pernah dirawat sekarang dibuka, dibuat akses jalan seadanya, dipagar, bahkan ditanami untuk memberi identitas bahwa tanah itu ada pemiliknya.
2.      Para pemborong bangunan, depelover mulai berdatangan ke kota Palangkaraya. Mereka mengurus surat surat yang diperlukan untuk menyambut pekerjaan borongan bangunan Pemerintah. Kantor Camat, kantor Walikota bahkan kantor Gubernur sibuk mengeluarkan surat surat izin yang diperlukan. Calo calo berkeliaran menawarkan jasa untuk mengurus surat surat dari A sampai Z dengan tarif tertentu dan ditanggung beres. Rumah tinggal, ruko, rumah kost, bedakkan mulai menaikan tarifnya. Para pengusaha dari Jakarta mulai mengirimkan stapnya yang terbaik untuk menjajaki kemungkinan memulai  biznis seperti hotel, restorant, bank, penerbangan,pasar swalayan dan lain lain.
3.      Perusahaan perusahaan  penerbangan,. Travel biro agen pelayaran mulai mencari lokasi untuk berkantor . Karena sebentar lagi jalur penerbangan Palangkaraya – Jakarta dan sebaliknya pasti ramai.Begitu pula dengan jalur angkutan barang / cargo melalui laut. Pejabat Sipil dan militer, pengusaha, kaum professional, bahkan anggota DPR/DPD, berduyun duyun ke Palangkaraya. Ada yang benar benar bertugas, ada yang sekedar jalan jalan atau hanya sekedar ingin melihat kondisi calon ibu kota Negara itu. Sejalan dengan itu pula Lapangan Terbang Cilik Riwut yang dikelola oleh PT Angkasa Pura mulai berbenah untuk meningkatkan pelayanan. Ruang Tunggu, Restoran, Lahan Parkir Pesawat dan kendaraan diperluas atau diperbaiki. Sarana pendukung penerbangan digenjot, mulai dari yang sederhana sampai kepenyediaan radar untuk penerbangan semuanya dipersiapkan.. Uang mulai mengalir deras ke kota Palangkaraya. Untuk itu beberapa bank yang belum membuka cabangnya mulai bersiap siap untuk membuka bisnisnya. Karena pasti aliran dana baik dana pemerintah maupun dana swasta akan mengalir deras kesini. Belum lagi dana dana asing.
4.      Ketika sarana prasarana mulai dibangun, baik itu gedung kantor maupun jalan raya, maka tanah urug,pasir, batu gunung mulai didatangkan dari daerah sekitar.  Bukit bukit mulai dikeruk tanahnya dibawa ke kota untuk urugan karena tanah di dalam kota Palangkaraya sebagian besar  berupa rawa dan lahan gambut. Untuk memperkuat struktur bangunan maka diperlukan lagi kayu galam yang akan ditancapkan dalam dalam sehingga tanah menjadi padat, entah berapa ribu meterkubik kayu galam yang ditebang untuk keperluan itu. Tak dapat dibayangkan berapa ribu meter kubik tanah urug, , pasir dan batu gunung yang diperlukan. Untuk pengangkutannya diperlukan sejumlah besar armada truk berkapasitas besar. Akibatnya jalan jalan disekitar dan didalam kota mulai rusak karena dilewati mobil berbeban berat. Kalau hujan jalan penuh Lumpur becek dan kalau panas terik jalan raya berdebu yang pasti akan menyesakan napas warga yang tadinya bebas debu dan Lumpur. Sejumlah besar pekerja kasar, buruh bangunan, sopir truk dan alat berat, tenaga mekanik membanjiri kota palangkaraya. Menyambut mereka ini warung nasi, warung kopi, kios jamu, kios rokok dan pulsa tumbuh menjamur. Rumah bedakan, rumah kost penuh sesak oleh pekerja musiman ini. Kota palangkaraya akan sangat ramai khususnya diakhir pekan atau dihari gajian. Yang bisa dipastikan lagi kemungkinan ramainya lokalisasi yang telah ada dan kemungkinan muncul lokalisasi baru dengan PSK muka baru stok lama dengan segala tingkatan pelayanannya.
5.      Ketika sarana prasarana sudah bisa dipergunakan, maka masuklah Bapak Presiden dan Wakil Presiden beserta stap,Pasukan Pengawal Presiden/wakil Presiden para menteri dan pegawai kementrian mulai dari Sekjen,Dirjen,sampai ke eselon paling bawah mengisi kota Palangkaraya. Raungan sirene pasukan pengawal semakin sering terdengar mengawal para pejabat tinggi pergi dan pulang kerja. Para Pegawai / karyawan Kementrian pasti  memerlukan rumah atau Mess sehingga rumah rumah RSS type 36,45 yang tadinya belum ditempati sekarang mendapat penghuninya Para pegawai ini kemungkinan  lebih banyak yang pindah tanpa membawa anak isteri. Berarti datang kesini bujangan dan cukup tinggal di rumah kontrakan, kost atau mess milik kantor bahkan mungkin hotel saja.   Segala  peralatan kantor didatangkan dan dipasang di Kantor kantor baru. Para pemasok, distributor sangat sibuk memasang perangkat kantor. Kapasitas listrik oleh PLN harus  ditingkatkan. Penyediaan air minum oleh PDAM juga harus ditingkatkan. Kantor kantor yang telah  memulai aktifitasnya harus rela dengan segala keterbatasan. Kalau di Jakarta sudah terbiasa dengan ruangan ber AC, namun karena menempati kantor baru ,AC belum semuanya terpasang karena berbagai kendala seperti terbatasnya anggaran, terbatasnya listrik, dsb. Sistem computer juga belum berfungsi sebagaimana mestinya. Akibatnya pekerjaan belum sepenuhnya lancar. Alat komunikasi antar ruangan belum terpasang semuanya . Untuk sementara karyawan menggunakan Hp masing masing untuk berkomunikasi.
6.      Setelah pekerjaan mulai lancar, kantor telah berjalan dengan baik maka pemandangan yang lain mulai terlihat adalah kesibukan di loket loket  penjualan tiket penerbangan Palangkaraya – Jakarta. Setiap akhir pekan (sabtu _ minggu )  atau di awal  bulan setelah gajian banyak pegawai kementrian yang pulang ke Jakarta menemui anak isteri yang masih tinggal disana. Kesibukan ini bisa berlangsung lama karena banyak isteri maupun anak anak yang enggan untuk tinggal di Palangkaraya, kecuali mungkin anak isteri pegawai rendahan.  Walaupun pekerjaan harian dilaksanakan di Palangkaraya, tetapi kalau rapat kerja, rapat dinas, seminar,workshop tetap diadakan di Jakarta atau di  Puncak atau di Bandung dengan alasan bahwa  disana telah tersedia fasilitas gedung yang lebih besar dan lengkap serta  nara sumber yang lebih berkompeten dibandingkan dengan Palangkaraya. Kesempatan ini dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh pegawai untuk pulang – pergi secara gratis tentunya.
7.      Inilah kira kira khayalan / imajinasi saya jika ibu kota Negara kita benar benar dipindahkan dari Jakarta ke Palangkaraya. Sekali lagi ini hanya  khayalan. Mudah-mudahan kerumitan ini tidak benar benar terjadi jika seandainya suatu ketika nanti ibu kota benar benar di palangkaraya.

4 komentar: