Minggu, 19 Desember 2010

SALING MENERIMA

Pembacaan Roma 15 : 5 - 7
5 Semoga Allah, yang adalah sumber ketekunan dan penghiburan, mengaruniakan kerukunan kepada kamu, sesuai dengan kehendak Kristus Yesus, 6 sehingga dengan satu hati dan satu suara kamu memuliakan Allah dan Bapa Tuhan kita, Yesus Kristus. 7 Sebab itu terimalah satu akan yang lain, sama seperti Kristus juga telah menerima kita, untuk kemuliaan Allah.
Mari kita akan belajar tentang bagaimana hidup bersama sebagai jemaat dalam kerukunan dan saling menerima satu dengan yang lain. Karena kerukunan berjemaat merupakan salah satu syarat untuk memuliakan Tuhan Allah kita. Tanpa kerukunan ibadah kita akan sia sia, karena masih ada kemarahan, dendam,curiga, tidak harmonis bahkan hidup dalam suasana permusuhan, ibarat kata pepatah seperti api dalam sekam, tidak kelihatan dipermukaan.

PERTANYAAN PERTAMA : apakah kita sudah hidup rukun satu dengan yang lain? Bagaimanakah yang dimaksud dengan hidup rukun ? apakah rukun berarti tidak pernah terjadi perbedaan atau selalu mengalah? Hidup rukun artinya bisa hidup bersama dalam keberbedaan dan saling menghargai atau bisa menerima perbedaan itu. Hidup dalam warna seragam tidaklah berarti pasti rukun, tetapi justru dalam keragaman bisa terjadi kerukunan. Kalau seragam berarti kerukunan yang dipaksakan. Kerukunan yang sejati bersumber dari Allah Bapa saja, tidak ada yang lain. Memang Tuhan bisa memakai hamba hambaNya untuk menjadi pelopor dalam sebuah kerukunan, namun sumbernya tetap dari Tuhan. Jadi jelaslah bahwa kerukunan yang sejati bersumber dari Allah yang disampaikan melalui FirmanNya ( ay 5 ).
PERTANYAAN KEDUA : mengapa harus rukun ? jawabannya adalah agar dengan satu hati dan satu suara memuliakan Tuhan ( ay 6 ). Artinya tujuan kerukunan dalam jemaat adalah untuk kemuliaan Tuhan, bukan untuk tujuan lain. Bagaimana Tuhan bisa dimuliakan dalam hidup kita jika kita didalam jemaat tidak ada kerukunan ? Suara jemaat yang simpang siur, pasti tidak seirama dalam memuliakan Tuhan, masing masing memakai cara dan keinginan sendiri. Ini berbahaya.
PERTANYAAN KETIGA : bagaimana supaya bisa rukun? Jawabannya adalah tidak lain bahwa kita harus bisa saling menerima satu dengan yang lain ( ay 7 ). Sama seperti Kristus menerima kita. Coba bayangkan jika Tuhan menerima kita dengan cara tebang pilih, alangkah malangnya hidup kita ini. Tuhan Yesus menerima kita dalam kondisi apa adanya, ada yang dalam kondisi miskin, kondisi berkubang dalam dosa, kondisi sakit parah, kondisi kaya raya, dll. Tidak peduli apapun keadaan kita Tuhan terima, asal kita mau merespon panggilanNya
Akhirnya, marilah kita bersama sama memeriksa hubungan persaudaraan kita satu dengan lainnya, apakah kita telah hidup rukun, bisa saling menerima satu dengan yang lain. Karena kalau tidak demikian maka kita akan terus terjebak dalam persaudaraan semu, kelihatan manis diluar tetapi pahit didalamnya. Kalau itu yang terjadi bagaimana kita dapat memuliakan Tuhan ?
Tuhan memberkati. Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar