Rabu, 22 Desember 2010

HAMBA YANG BIJAKSANA DAN HAMBA YANG JAHAT

Pembacaan : Matius 24 : 45 – 51
"Siapakah hamba yang setia dan bijaksana, yang diangkat oleh tuannya atas orang-orangnya untuk memberikan mereka makanan pada waktunya? Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang.
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya tuannya itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya. Akan tetapi apabila hamba itu jahat dan berkata di dalam hatinya: Tuanku tidak datang-datang, lalu ia mulai memukul hamba-hamba lain, dan makan minum bersama-sama pemabuk-pemabuk, maka tuan hamba itu akan datang pada hari yang tidak disangkakannya, dan pada saat yang tidak diketahuinya, dan akan membunuh dia dan membuat dia senasib dengan orang-orang munafik. Di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi."

Pertanyaan
1. Siapakah yang dimaksud dengan pelayan ?
2. Siapakah yang dimaksud dengan pelayan yang bijaksana dan siapa pelayan yang jahat ?
3. Apa makna Rohani dari perumpamaan ini ?

Dalam perumpamaan ini Tuhan Yesus ingin memberitahu kepada para pendengar Nya saat itu bahwa mereka adalah hamba / pelayan dari Kerajaan Allah didunia ini.
Oleh sebab itu Tuhan Yesus mengingatkan mereka bahwa diantara para pelayan atau hamba itu ada yang jahat lakunya.
Hamba yang bijaksana adalah mereka yang senantiasa patuh atau taat akan perintah tuannya, melayani tuannya dengan setia, apakah ketika tuannya ada secara fisik maupun ketika tuannya tidak bersama mereka.
Namun sayangnya hamba itu merasa bahwa ia dapat bertindak semaunya karena tuannya pergi dalam kurun waktu yang lama sehingga tidak diketahui dengan pasti kapan akan kembali.
Mulailah ia bertindak brutal dengan menyakiti bahkan membunuh sesama pelayan sementara ia menyenangkan dirinya dengan kemabukan dunia ini. Lupa akan tugas yang diberikan kepadanya.
Pada saatnya tuannya datang dan mendapati bahwa hamba itu telah bertindak bodoh dan dengan tegas menjatuhkan hukuman yang setimpal.
Kesimpulan.
Sebagai hamba Tuhan baiklah setiap orang dengan tekun mengerjakan tugasnya dan menjauhkan dirinya dari berbagai tindakan yang jahat seperti memusuhi sesama hamba Tuhan, hidup berfoya-foya,mengabaikan pekerjaan/pelayanan, dll. Jadilah setia dan bekerja tanpa pamrih serta berjaga-jaga menanti kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali. Amin.

Selasa, 21 Desember 2010

HATI DAN MULUT

Pembacaan 12 : 33 - 37

12:33 Jikalau suatu pohon kamu katakan baik, maka baik pula buahnya; jikalau suatu pohon kamu katakan tidak baik, maka tidak baik pula buahnya. Sebab dari buahnya pohon itu dikenal.
12:34 Hai kamu keturunan ular beludak, bagaimanakah kamu dapat mengucapkan hal-hal yang baik, sedangkan kamu sendiri jahat? Karena yang diucapkan mulut meluap dari hati.
12:35 Orang yang baik mengeluarkan hal-hal yang baik dari perbendaharaannya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan hal-hal yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat.
12:36 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman.
12:37 Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum."
Hati dan mulut merupakan satu kesatuan, karena apa yang ada didalam hati akan terungkap keluar melalui mulut berupa ucapan atau perkataan. Hati yang baik akan mengeluarkan hal hal yang baik dan hati yang jahat akan mengeluarkan ucapan yang jahat pula.
Beberapa contoh kegagalan dari hati dan mulut kita sebagai manusia :
1. Tidak bisa berkata tidak terhadap dosa, cenderung kompromi dengan dosa. Misal Gehazi hamba Elisa. Lihat II Raja2 5 : 20 – 21. Kiss 5 : 1 – 3 Ananias dan Safira
2. Tidak pernah merasa puas ( tamak ). Tidak dapat berkata cukup, selalu ingin terus. Ilustrasi Tikus ingin jadi kucing. Lukas 12 : 13 – 15 Orang kaya yang bodoh
3. Tidak bisa bersyukur. Sulit untuk mengatakan terima kasih karena gengsi, apalagi kepada orang yang dianggap bawahan atau rendahan. Lupa karena saking senangnya. Lukas 17 : 15 – 18 tentang sepuluh orang kusta yang disembuhkan oleh Tuhan Yesus.

Untuk itu marilah kita mulai belajar untuk menyelaraskan antara apa yang ada dalam hati dengan perbuatan,perkataan dan motivasi kita dalam hidup ini. Selama hati dan realitas tidak selaras maka hidup ini hanya sandiwara saja tanpa kebenaran.
Amin Tuhan memberkati.

Minggu, 19 Desember 2010

SALING MENERIMA

Pembacaan Roma 15 : 5 - 7
5 Semoga Allah, yang adalah sumber ketekunan dan penghiburan, mengaruniakan kerukunan kepada kamu, sesuai dengan kehendak Kristus Yesus, 6 sehingga dengan satu hati dan satu suara kamu memuliakan Allah dan Bapa Tuhan kita, Yesus Kristus. 7 Sebab itu terimalah satu akan yang lain, sama seperti Kristus juga telah menerima kita, untuk kemuliaan Allah.
Mari kita akan belajar tentang bagaimana hidup bersama sebagai jemaat dalam kerukunan dan saling menerima satu dengan yang lain. Karena kerukunan berjemaat merupakan salah satu syarat untuk memuliakan Tuhan Allah kita. Tanpa kerukunan ibadah kita akan sia sia, karena masih ada kemarahan, dendam,curiga, tidak harmonis bahkan hidup dalam suasana permusuhan, ibarat kata pepatah seperti api dalam sekam, tidak kelihatan dipermukaan.

PERTANYAAN PERTAMA : apakah kita sudah hidup rukun satu dengan yang lain? Bagaimanakah yang dimaksud dengan hidup rukun ? apakah rukun berarti tidak pernah terjadi perbedaan atau selalu mengalah? Hidup rukun artinya bisa hidup bersama dalam keberbedaan dan saling menghargai atau bisa menerima perbedaan itu. Hidup dalam warna seragam tidaklah berarti pasti rukun, tetapi justru dalam keragaman bisa terjadi kerukunan. Kalau seragam berarti kerukunan yang dipaksakan. Kerukunan yang sejati bersumber dari Allah Bapa saja, tidak ada yang lain. Memang Tuhan bisa memakai hamba hambaNya untuk menjadi pelopor dalam sebuah kerukunan, namun sumbernya tetap dari Tuhan. Jadi jelaslah bahwa kerukunan yang sejati bersumber dari Allah yang disampaikan melalui FirmanNya ( ay 5 ).
PERTANYAAN KEDUA : mengapa harus rukun ? jawabannya adalah agar dengan satu hati dan satu suara memuliakan Tuhan ( ay 6 ). Artinya tujuan kerukunan dalam jemaat adalah untuk kemuliaan Tuhan, bukan untuk tujuan lain. Bagaimana Tuhan bisa dimuliakan dalam hidup kita jika kita didalam jemaat tidak ada kerukunan ? Suara jemaat yang simpang siur, pasti tidak seirama dalam memuliakan Tuhan, masing masing memakai cara dan keinginan sendiri. Ini berbahaya.
PERTANYAAN KETIGA : bagaimana supaya bisa rukun? Jawabannya adalah tidak lain bahwa kita harus bisa saling menerima satu dengan yang lain ( ay 7 ). Sama seperti Kristus menerima kita. Coba bayangkan jika Tuhan menerima kita dengan cara tebang pilih, alangkah malangnya hidup kita ini. Tuhan Yesus menerima kita dalam kondisi apa adanya, ada yang dalam kondisi miskin, kondisi berkubang dalam dosa, kondisi sakit parah, kondisi kaya raya, dll. Tidak peduli apapun keadaan kita Tuhan terima, asal kita mau merespon panggilanNya
Akhirnya, marilah kita bersama sama memeriksa hubungan persaudaraan kita satu dengan lainnya, apakah kita telah hidup rukun, bisa saling menerima satu dengan yang lain. Karena kalau tidak demikian maka kita akan terus terjebak dalam persaudaraan semu, kelihatan manis diluar tetapi pahit didalamnya. Kalau itu yang terjadi bagaimana kita dapat memuliakan Tuhan ?
Tuhan memberkati. Amin

MAKNA NATAL oleh : Bambang WA

Yohanes 1 : 9 “ Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang kedalam dunia”. Wahyu 3 : 10-11 “ Karena engkau menuruti firman-Ku , untuk tekun menanti kan Aku, maka Aku pun akan melindungi engkau dari hari pencobaan yang akan datang atas seluruh dunia untuk mencobai mereka yang diam dibumi. 11 Aku datang segera . Peganglah apa yang ada padamu, supaya tidak seorangpun mengambil mahkotamu.”
Untuk apa Yesus datang lagi…..!
1. Untuk menggenapi firman Allah, sebagaimana yang terdapat dalam kitab Wahyu 22 : 12 “ Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatanya.”
2. Untuk memanggil orang yang berdosa, dalam Lukas 5 : 32 “Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat.” Yaitu Yesus memanggil orang berdosa untuk menerima belas kasihan dan memberi kesempatan untuk bertobat. Menjalani hidup ini seperti orang yang sedang berkemah”…Jika kemah tempat kediaman kita dibumi ini dibongkar, Allah telah menyediakan tempat kediaman disorga bagi kita, suatu tempat kediaman yang kekal , yang tidak dibuat oleh tangan manusia. Selama kita didalam kemah ini , kita mengeluh, karena kita rindu mengenakan tempat kediaman sorgawi diatas tempat kediaman kita yang sekarang ini” 2 Korintus 5: 1-2 jadi kematian bukan akhir dari kehidupan manusia, kematian hanya sebagai alat Tuhan untuk membawa dari dunia yang fana ini menuju kedalam kehidupan yang baru, Dosa akan membawa seseorang pada kematian kekal, tapi kehidupan kekal terdedia bagi setiap orang yang percaya kepada Yesus Kristus.
3. Supaya kita mempunyai hidup, hidup yang bagaimana ? Yohanes 10 : 10b “Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyai dalam segala kelimpahan”. Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus , sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita (Filipi 3 : 17), Hiduplah dengan penuh Hikmad terhadap orang-orang luar, pergunakanlah waktu yang ada (Filipi 4:5). Daud berkata “ Masa hidup kami tuju puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan ; sebab berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap.”(Maz 90:10) Jadi maksud supaya kita mempunyai hidup itu adalah mempunyai hidup yang kekal atau hidup kita menuju kekekalan tidak ada lagi rasa was-was atau kuatir,tidak ada lagi kekecewaan, dendam dan sebagainya, tidak hanya itu Hidup kita juga harus berkualitas dimata Tuhan dan memiliki kontribusi yang dapat di rasakan juga bagi orang lain disekitar kita. Hidup berkualitas hidup kita harus sukses dimana sukses itu dimulai dari dalam keluarga, sukses dalam berkarya dan bekerja, sukses dalam pekerjaan dan karier , hidup kita juga harus signifikan yaitu hidup kita sangat berarti yang dapat memberikan dampak bagi orang lain, menjadi saluran berkat jasmani dan rohani (iki sejatining urip dlm bhs jawa).
4. Mempunyai kelimpahan, Yohanes 10 : 10b yaitu kelimpahan sesuai talenta masing-masing yang sudah dikaruniakan kepada kita, baik sebagai wira swasta, wira usaha, TNI/ Polri, PNS, petani, buruh, nelayan, karyawan perusaan dan sebagainya. Hidup kita itu asalnya dari Tuhan dan hiduplah untuk Tuhan sehingga kita diberikan kelimpahan berkat yaitu roh kita kelimpahan sukacita dan damai sejahtera, berkatnya dicurahkan melimpah-limpah, hidupnya berkelebihan dan dapat memberikan kelimpahannya atau kelebihannya untuk orang lain yang memerlukanya serta untuk pekerjaan Tuhan sehingga anak cucunya tidak ada yang minta-minta, kemudian juga mempunyai kelimpahan dalam pengampunan dalam 1korintus 13: 4-5 dan dalam efesus 4 : 31-32 Sega kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang diantara kamu, demikian pula segala kejahatan. 32 Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.

Ada 2 (dua ) Pesan Natal tahun 2010 ini yang perlu mendapat perhatian bagi kita semua untuk menyambutnya;

Natal yang pertama
Adalah menyambut kelahiran Yesus Kristus anak Allah, yang terlahir melalui anak manusia sebagai Raja Damai yang juga sebagai Imam besar. Seluruh umat didunia datang menyambut kelahiran dengan materi yaitu dengan membawa Emas, Perak Mur dan Kemenyan dimana manusia jaman sekarang mengimplementasikannya dengan materi seperti menyediakan berbagai macam kue atau makanan dan minuman, setiap keluarga disibukan untuk menyiapkan baju/ pakaian baru, sepatu baru saling memberi hadiah/ kado atau bingkisan ke sesama manusia apakah itu sanak family/ keluarga, teman/ sahabat, tetangga , menghias dan menata ruangan yang akan digunakan untuk menyambut dengan suasana yang gemerlapan, rapi dan indah pada setiap sudut ruangan.

Natal yang kedua
Terkesan Yesus Kristus sudah Dewasa dan seterusnya kita sambut bukan lagi dengan materi tetapi sesuai dengan kehendak Yesus Kristus itu sendiri yaitu dengan :
1. Hati yang sudah diperbaharui artinya kita tinggalkan sifat manusia lama yang bermuara kepada duniawi atau sifat kedagingan sehingga ada proses perubahan dan ada pertobatan untuk percaya dan setia kepada Yesus Kristus karena Yesus adalah jalan kebenaran dan hidup serta Yesus dilahirkan untuk menyertai orang percaya, orang percaya kepada Yesus adalah orang yang mau menyangkali dirinya serta mau memikul salib Yesus dan mengikuti jalan salib.
2. Iman yang sudah teruji, adalah orang yang mengerti tentang firman Tuhan dan mau melakukannya, kita ditakdirkan sebagai pemenang dalam rohani oleh sebab itu mari kita pelihara iman kita sampai akhir hidup karena dengan iman yang terpelihara akan mempengaruhi pembentukan rohani kita. Sebab semua orang yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia yaitu Iman kita 1 Yohanes 5 : 4, dan yang terdapat dalam pembacaan firman Tuhan dalam mateus 7 : 25-27, Yohanes 16 : 33, Roma 10 : 4, 1 Petrus 3 : 12.
3. Tangguh dalam menghadapi Pencobaan, Kita harus Optimis karena - Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai ia akan memberikan kepadamu jalan keluar sehingga kamu dapat menanggungnya ( 1 Korintus 10 : 13 ),dan setiap pencobaan datang kita tanggapi dengan Positif- kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah Roma 8 : 28. Tidak hanya cukup dengan itu kita harus aktif dalam menghadapi setiap pencobaan yang datang seperti yang Yesus ajarkan dalam Yohanes 11 : 4,40 kata Yesus penyakit itu tidak akan membawa kematian , tapi akan menyatakan kemuliaan Allah, sebab oleh penyakit itu Anak Allah akan dimuliakan. 40 Jawab Yesus “ Bukankah sudah Kukatakan kepadamu : Jikalau engkau percaya engkau akan melihat Kemuliaan Allah ?”.

Tahun ini Firman Tuhan katakan Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang kedalam dunia, Tuhan Yesus adalah terang dunia yang bercahaya dan mampu menembus kegelapan dunia dan harapan Yesus melalui peristiwa Natal tahun ini bahwa terang itu adalah iman kita yang dapat menerangi hidup kita dan cahaya terang hidup kita dapat menerangi kehidupan disekeliling kita dimana kita tinggal, kita beraktivitas atau bekerja apapun pekerjaan kita dengan tidak memandang status kehidupan kita apakah itu tua muda remaja , anak-anak laki-laki ataupun perempuan yang kaya atau miskin.

Natal yang sesungguhnya adalah berbicara tentang Reconsiliasi yang artinya menjalin hubungan yang sehat antara manusia dengan menusia dan manusia dengan Tuhan yaitu Tuhan Yesus yang merupakan suatu ajang untuk menjalin hubungan yang begitu harmonis antara manusia dengan manusia dan manusia dengan Yesus Kristus, mari kita sikapi suasana Natal tahun ini sebagai alat untuk menjalin hubungan yang harmonis bagi keluarga dan saudara kita, bagi sahabat-sahabat kita dengan terlebih dahulu saya menyampaikan suatu permohon maaf jikalau selama saya menulis terdapat kesalahan atau menyinggung perasaan atau tidak sesuai dengan harapan akhirnya saya sekeluarga mengucapkan “ Selamat Hari Natal 2010 dan menyongsong Tahun Baru 2011 Tuhan Yesus memberkati”.
Bapa, ajar kan iman kami selalu tumbuh didalam engkau dan tidak hanya mampu tumbuh bahkan hidup kami dimampukan untuk bisa bercahaya dalam menerangi kehidupan disekeliling kami. Roh Kudus mari lembutkan hati kami ketika proses itu ada didalam kehidupan kami serta perlengkapi hidup kami dengan karunia-karunia baru dari pada-Mu biarlah hidup kami Engkau pakai sebagai alat untuk melayani pekerjaan-Mu ya Bapa , hanya didalam Yesus kami berdoa dan berharap. Amin

Kamis, 16 Desember 2010

GEREJA PPIK , BAGAIMANA MENJAWAB TANTANGAN ZAMAN ? ( oleh Markus Kanoh )

Pengantar

Beberapa waktu yang lalu sdr. Ir. Sudarmo Bahari, mengirim SMS juga melalui pesan FB kepada saya dengan permintaan agar saya ikut membuat sebuah tulisan tentang pengalaman selama pelayanan di GPPIK. Terus terang saya tidak punya banyak pengalaman ataupun dokumen tertulis apapun untuk memenuhi permintaan itu, sehingga untuk bahan tulisan ini sangat bergantung pada ingatan atas beberapa peristiwa yang telah terjadi puluhan tahun yang lalu. Untuk itu saya harus memaksa diri memutar ulang rekaman kejadian – kejadian yang pernah saya lihat dan alami dimasa itu. Mudah-mudahan bermanfaat.

Gereja PPIK ada- sebagai buah tangan dan doa misi RBMU ( Region Beyond Missionary Union ). Para misionaries yang berasal dari negara Canada, Amerika Serikat dan Australia dan mungkin juga ada dari negara lain, telah bekerja selama bertahun-tahun, meninggalkan negerinya yang kaya raya untuk hidup dan tinggal di Kalimantan Barat yang saat itu ( tahun 1950- an ) masih dalam keadaan yang serba susah. Kesulitan terbesar saat itu adalah buruknya transportasi dan komunikasi, jalan raya rusak parah, hubungan telpon,radio komunikasi belum ada. Demikian pula dengan kondisi sosial - ekonomi rakyat Indonesia pada umumnya dan Kalimantan Barat khususnya, miskin dan masih terbelakang. Kondisi itu tentulah menjadi tantangan tersendiri bagi mereka yang terbiasa hidup dilingkungan yang bersih,sehat dan berkecukupan. Belum lagi masalah kesehatan dan kebersihan lingkungan, makanan yang berbeda dengan kebiasaan mereka serta kebudayaan yang berbeda pula. Kita tidak dapat membayangkan pengorbanan dan jerih payah mereka para misionari ini pada saat pertama kali menginjakkan kakinya di pulau Kalimantan ini.
Tetapi syukur kepada Tuhan kita Yesus Kristus bahwa dengan pertolongan dan penyertaan Roh Kudus, mereka dimampukan melewati masa-masa sulit itu dan berhasil bersama-sama dengan orang-orang tua kita mendirikan Gereja Tuhan yang saat ini dikenal dengan Gereja Persekutuan Pemberitaan Injil Kristus disingkat GPPIK.

Peranan dan Tantangan
Gereja walaupun sebagai sebuah institusi agama Kristen tidak bisa lepas dari pengaruh- pengaruh lingkungannya sesuai dengan situasi dan kondisi saat itu, baik bersifat positip dan membangun maupun yang bersifat negatif dan merusak. Dengan perkataan lain mau atau tidak mau gereja akan bersentuhan dengan lingkungannya. Apalagi dalam dunia yang semakin maju ini, baik dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi maupun dalam keterbukaan informasi yang tidak mungkin dibendung, maka gereja harus bisa mengambil posisi yang benar agar tidak terjadi benturan yang tidak perlu tetapi sebaliknya mampu menjadi garam dan terang bagi dunia sekitarnya. Gereja harus siap menghadapi situasi itu ,antara lain melalui pengajaran yang sehat dan benar, kedisiplinan , keberanian untuk menyatakan kebenaran serta kepedulian /empati terhadap mereka yang bermasalah. Pengajaran yang benar sesuai dengan Firman Tuhan diperlukan guna menghadapi gempuran pengajaran sesat yang semakin berkembang dewasa ini. Kedisiplinan yang teguh untuk menghadapi gejala pragmatisme yang semakin mempengaruhi gereja. Berani berkata ya terhadap yang benar dan tidak terhadap yang salah harus terus dikumandangkan dalam dunia yang serba terbalik. Kepedulian terhadap mereka yang tergolong marjinal dan terjatuh dalam berbagai permasalahan sosial agar tidak merasa ditinggalkan sendirian sehingga mencari jalan keluar sendiri atau bahkan meminta bantuan kepada pihak luar. Kondisi seperti ini harus menjadi perhatian serius dari gereja dalam hal ini para pemimpinnya.

Sekitar tahun 60 - 70-an seingat saya, suatu pemandangan yang lazim dalam sebuah kebaktian umum digereja seseorang maju kedepan mimbar dan dengan wajah sendu dan tangis yang tertahan bersaksi mengaku didepan sidang jemaat bahwa ia telah berbuat dosa dan bersalah karena melakukan perbuatan yang bertentangan dengan Firman Tuhan dan tata gereja. Perbuatan yang biasanya dianggap sebagai pelanggaran terhadap tata gereja saat itu seperti berjudi, minum minuman keras, balenggang, penyembahan berhala, baik yang dilakukan secara langsung maupun tidak langsung karena tergabung dalam komunitas / kampung baik terang-terangan maupun yang tersembunyi.
Pengalaman saya selama menjadi Sekretaris Umum BPP, dalam rapat-rapat atau dalam sidang umum GPPIK juga sering terdengar pertanyaan atau bahkan perdebatan yang berkaitan dengan bagaimana caranya menghadapi anggota jemaat yang terlibat dalam penyembahan berhala, bagaimana menghadapi kampung yang melaksanakan balala’ , bagaimana menyelesaikan perkawinan antara yang Kristen dan animisme, masalah anggota gereja yang ikut balenggang, bagaimana sikap jemaat terhadap pesta babalak atau sunatan dll. Saya berpandangan bahwa dimasa itu gereja memang sedang bergumul dengan masalah – masalah tersebut serta berupaya mencari jawabannya sesuai dengan Firman Tuhan dan Tata Gereja. Saya tidak tahu apakah pemandangan itu masih bisa kita temui saat ini dilingkungan GPPIK. Mungkin saja sudah tidak ada lagi karena kita semakin toleran dan longgar dengan masalah-masalah moral dan etika terkait dengan kebebasan dalam pergaulan yang semakin luas dan terbuka dengan dunia luar. Keprihatinan dan pergumulan gereja kita mungkin bukan disana lagi, tetapi dibidang lain seperti masalah bagaimana menangkal pengajaran sesat, bagaimana menjawab pertanyaan tentang doktrin,bagaimana menghadapi penyalah gunaan narkoba, kenakalan remaja, premanisme dan masalah masalah sosial lainnya.

Hal lain yang sering menimbulkan permasalahan dalam pelayanan adalah mutasi atau pemindahan pelayan atau gembala dari satu jemaat ke jemaat yang lain atau dari satu daerah pelayanan ke daerah pelayanan lain ( GPPIK dulu dibagi atas Daerah I s/d Daerah V ). Dalam setiap Sidang Umum selalu ada keputusan mutasi, baik oleh permintaan yang bersangkutan ataupun untuk mengisi kekosongan disalah satu jemaat atau pertimbangan lain lain. Dalam hal ini timbul permasalahan dalam implementasi keputusan misalnya bagaimana masalah penggajian, biaya pindah,perumahan dan sebagainya. Permasalahan ini timbul karena pemindahan atau pertukaran pelayan belum disertai dengan perencanaan yang matang, bahkan kadang-kadang usulan baru muncul disaat sidang umum sehingga keputusan diambil tanpa konsultasi yang mendalam. Akibatnya jemaat penerima tidak mengerti apa yang harus mereka lakukan dan jemaat yang ditinggalkan tidak bisa berbuat apa-apa.

Sampai dengan sekitar tahun 1970-an, anggota gereja PPIK yang mencapai tingkat pendidikan S1 sangat jarang atau boleh dikatakan belum banyak. Dapat dibayangkan bagaimana kualitas SDM warga gereja dan pemimpin gereja dikala itu. Yang bergelar sarjana teologia saya rasa belum ada. Menjadi pergumulan dan diskusi panjang yang melelahkan dalam rapat rapat Badan Pimpinan Pusat dan sidang umum, tentang bagaimana agar kualitas SDM para pelayan Gereja ( Gembala Sidang ), guru Sekolah Alkitab Berea, guru SD dan SMP bisa ditingkatkan. Caranya harus ada terobosan untuk mengirim putra/ putri terbaik gereja untuk mendapatkan pendidikan diluar pulau Kalimantan yaitu dengan mengirim calon calon hamba Tuhan kuliah diluar daerah atau di pulau jawa. Sementara itu keinginan dan cita-cita tidak sejalan dengan kemampuan keuangan gereja/organisasi. Dukungan badan missi RBMU juga tidak seperti yang diharapkan, padahal harapan terbesar ditaruh diatas pundak mereka. Yang menjadi pertanyaan saya saat itu apakah RBMU memang tidak memiliki sumber dana yang cukup untuk memberikan bantuan keuangan / bea siswa, atau kurang yakin dengan kemampuan putera daerah atau memang tidak sejalan dengan visi / misi mereka. Karena setiap kali membicarakan masalah sekolah tidak pernah tuntas dalam hal pembiayaannya. Saya rasa disisi keuangan /finacial gereja inilah menjadi tantangan tersendiri bagi setiap Ketua Umum yang terpilih dalam Sidang Umum. Pengurus BPP selalu berupaya bagaimana caranya agar gereja mampu mandiri dalam masalah keuangan. Bukan hanya untuk mendukung program program kerja, tetapi juga untuk kegiatan rutinpun mengalami kesulitan. Beberapa jemaat lokal yang dianggap memiliki potensi saat itu misalnya, gereja Anik, Ansang dan Pontianak pun belum bisa menjadi tumpuan karena merekapun harus berjuang untuk membiayai dirinya sendiri.

Sebagaimana diketahui bahwa sebagian besar warga gereja PPIK adalah petani/peladang yang sangat memprihatinkan kondisi ekonomi rumah tangganya. Jangankan untuk biaya sekolah bahkan untuk hidup se hari-hari pun susah. Hal ini berkaitan dengan kondisi perekonomian negara saat itu memang kurang baik ditambah lagi sarana perhubungan yang rusak. Hampir-hampir tidak ada hubungan dagang yang lancar antara desa dan kota. Harga komoditi pertanian sangat rendah tetapi sebaliknya harga barang konsumsi sandang pangan dari kota mahal, sehingga tidak berimbang. Komoditi yang dapat dijual dan menghasilkan uang satu-satunya adalah karet, sedangkan komoditi lainnya hampir-hampir tidak ada pasarnya. Kemakmuran akan sedikit terasa jika musim tengkawang tiba. Orang kampung tua muda besar kecil bisa pegang uang, bisa beli baju dan celana bahkan pasang gigi emas.tetapi itu hanya sekejap saja. Paling lama tiga bulan dan sesudah itu kembali kepada keadaan semula.
Bersyukurlah sekarang ini bahwa tingkat perekonomian dan kualitas SDM warga gereja maupun para pemimpin gereja sudah diatas rata-rata. Keperluan sandang pangan sudah terpenuhi. Memiliki kendaraan roda dua maupun roda empat bukan suatu kemewahan lagi. Gelar sarjanapun bukan suatu hal yang langka lagi. Tidak sedikit yang memegang jabatan di Instansi Pemerintahan dan juga sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat. Profesi sebagai Pegawai Negeri dan berkarir di swastapun sudah cukup banyak. Semuanya itu harus disyukuri sebagai sebuah karya nyata dan pembelaan Tuhan bagi Gereja PPIK.

Kalau kita menoleh kebelakang, salah satu upaya nyata para pendiri gereja PPIK adalah keberaniannya untuk mendirikan sekolah rakyat / dasar di Anik pada sekitar tahun 1950 an. Keberanian ini patut dicatat dengan tinta emas mengingat saat itu sumber daya manusia yang ada sangat terbatas atau bahkan tidak ada, namun memiliki keberanian untuk menjadi pengajar alias guru. Kepada mereka yang telah berupaya sedemikian rupa walau dalam segala keterbatasan saat itu patut diberi acungan jempol. Hasilnyapun telah dapat dinikmati saat ini, karena tanpa keberanian apa jadinya GPPIK saat ini. Sayangnya sejalan dengan perkembangan zaman yaitu dibukanya sekolah dasar inpres oleh pemerintah sekitar tahun 70-an maka sekolah dasar GPPIK turut pudar walaupun dibeberapa tempat tetap hidup. Untuk menangani masalah pendidikan ini Gereja PPIK membentuk sebuah badan yang disebut Badan Pendidikan yang selanjutnya dibentuk sebuah yayasan pendidikan. Dalam segala keterbatasan itu sejarah tidak bisa dipungkiri dan telah terukir secara khusus dalam kiprah GPPIK sebagai bagian dari pelayanannya.

Terobosan kedua adalah membuka sekolah Alkitab Berea di Ansang – Darit. Pembukaan sekolah Alkitab bukanlah hal yang mudah. Pertama masalah tenaga pengajar. Kedua sarana dan prasarana. Belum lagi pendanaannya. Dalam segala keterbatasan juga sekolah Alkitab Berea dapat survive hingga saat ini dengan tetap menunjukan eksistensinya ditengah kepungan bermacam jenis pendidikan teologia yang menawarkan kemudahan – kemudahan antara lain bea siswa dan tentunya gelar. Dalam hal ini patut diingat jasa dan pengabdian hamba Tuhan yang setia seperti Pdt. E. R. Warkentin dan Nyonya, Nn Shelly, Nn G. Lima, dll serta beberapa nama lainnya yang tidak kenal lelah terus berjuang untuk memajukan sekolah Alkitab Berea baik sebagai pengajar maupun sebagai penyandang dana. Dari hasil didikan mereka lahir beberapa pengajar seperti Pdt. Paul Nyerom dan Isteri, Pdt. Kornelius Atok, Pdt.Nyangkui, Pdt. Napi Gading,Pdt. Otto Kanoh dll ( mohon maaf tidak semua nama disebutkan ).

Berani melangkah.
Suatu hal yang saya ingat adalah semangat beberapa pendeta misi RBMU untuk membuka daerah-daerah pelayanan baru, khususnya ditempat yang sulit dijangkau dan masih tertinggal seperti Sempatung, Tengon, dan kampung-kampung di wilayah kecamatan Air Besar. Kampung – kampung itu hanya dapat dijangkau dengan jalan kaki atau perahu. Sepeda motor masih merupakan barang langka. Terus terang saya tidak mengetahui lagi bagaimana perkembangan pelayanan di daerah itu saat ini.Mudah-mudahan terus berlanjut bahkan berkembang dengan baik. Disamping itu juga diwacanakan untuk merambah ke wilayah perkotaan seperti Pontianak, Mempawah, Ngabang bahkan diluar Pulau Kalimantan.

Bermula dari keprihatinan para Ketua-ketua Daerah tentang nasib siswa – mahasiswa warga GPPIK yang sedang bersekolah di kota Pontianak. Para siswa / mahasiswa ini terpaksa tinggal menumpang dengan orang lain. Dari sini timbullah ide untuk membangun asrama siswa – mahasiswa di kota Pontianak dengan tujuan agar mereka dapat belajar dengan tenang dan sekaligus terbina kerohaniannya. Berkat perjuangan yang gigih dari Badan Pimpinan Pusat dan Pengurus Daerah serta dukungan dari badan misi RBMU maka berdirilah Asrama Siswa” – Mahasiswa GPPIK ‘ GAMALIEL ‘ yang terletak di Jalan Nurali No. I Pontianak. Dari sinilah cikal bakal kiprah Gereja PPIK di kota Pontianak sebagai ibu kota provinsi Kalimantan Barat. Sebagai pembina kerohanian siswa mahasiswa di Asrama Gamaliel beberapa nama patut diingat seperti Sdr. Peter Lehon, Sdr. Mahidin, Sdr. Sukardi , Pdt. OP Nyheim & Nyonya dll.
Begitu pula Guest House RBMU dijalan Fatimah no 7 pontianak juga sebuah monument bersejarah adanya GPPIK di pontianak. Rumah ini boleh dikatakan markas kecil bagi kaum muda/i GPPIK yang sedang belajar di kota pontianak. Berkumpulnya kaum muda disini tentunya dengan berbagai motivasi sebagai anak muda tentunya, namun satu hal yang pasti bahwa berkumpulnya kaum muda GPPIK disini merupakan satu unit persekutuan yang selalu hadir dalam membangun dan membina kerohanian kaum muda/i dengan diadakannya persekutuan dan kebaktian yang dipimpin oleh Pdt. Olav P Nyheim dan Nyonya.

Sejalan dengan kebutuhan yang semakin terasa karena bertambahnya warga gereja PPIK di kota Pontianak, baik oleh siswa – mahasiswa maupun mereka yang telah bertempat tinggal dikota pontianak karena pekerjaannya, maka diwacanakan adanya sebuah rumah ibadah yang permanen dan memenuhi syarat. Singkat kata maka berdirilah Gereja PPIK di kota Pontianak yang terletak di jalan WR Supratman. Gereja dibangun diatas tanah bekas kuburan warga tionghoa. Peresmian Gereja dilaksanakan oleh Walikota Madya Pontianak waktu itu bapak Madjid Hasan. Gembala jemaat pertama adalah Pdt. Paul Nyerom K. Namun dalam perkembangan selanjutnya sampai dengan saat ini baru ada satu jemaat tambahan yaitu jemaat di Siantan.Bandingkan dengan jemaat GKII yang relatif muncul belakangan, sampai saat ini telah berhasil mendirikan tujuh jemaat di kota Pontianak ( http.// gkii-maranatha blogspot.com ).

Bagaimana kedepan.
Sebagaimana telah disebutkan didepan bahwa gereja sebagai sebuah lembaga kerohanian kristen, tidak bisa lepas dari pengaruh dunia sekitarnya. Gereja seolah-olah dikepung oleh bermacam-macam tantangan yang memaksanya untuk terus berjaga-jaga agar tidak larut. Bagaimana jadinya jika sebuah kapal yang sedang dalam pelayaran menuju kesuatu tempat dimasuki oleh air laut dan tanpa terasa hampir tenggelam. Tantangan yang dihadapi semakin banyak dan berbagai ragamnya antara lain :

Dewasa ini banyak pengajaran yang menentang ke Kristenan dengan menggunakan Alkitab yang sama. Pengajaran yang meragukan ke Tuhanan Yesus Kristus ( lihat Ellen Kristi, Bukan Allah Tapi Tuhan, Borobudur Indonesia Publishing,2008 ), diketemukannya berbagai Injil palsu seperti Injil Thomas, Injil Yudas, Injil Barnabas, saksi jehovah,pengajaran yang meragukan Alkitab sebagai Firman Allah ( Jesus Seminar ) serta ditumbuhkannya pengaruh unsur-unsur budaya lokal didalam kekristenan , praktek-praktek perdukunan terselubung dengan berkedok agama kristen, dll.
Tayangan televisi dalam sekejap bisa menampilkan kejadian apapun yang nun jauh disana bahkan tempat yang tidak kita kenal sekalipun. Keterbukaan ini membawa konsekuensi tersendiri bagi gereja dewasa ini. Kejahatan ditayangkan dan dikomentari secara lugas dan terang-terangan.
Penyalah gunaan narkoba semakin merajarela, hidup mewah dan konsumtif dipamerkan secara terbuka, kegandrungan yang berlebihan pada berbagai jenis olah raga, aksi terorisme diperlihatkan secara detail, pergaulan bebas ditayangkan dari pagi hingga malam setiap hari.

Perkawinan campuran bukan suatu yang aneh lagi. Perkawinan antar suku ,antar agama yang berbeda banyak terjadi dan memberi goncangan tersendiri pula bagi warga gereja. Penyalah gunaan narkoba bahkan sudah merambah kedesa-desa, penyakit AID diderita oleh kaum muda diusia produktif, pengangguran terbuka maupun tersembunyi yang dialamai oleh anak muda terdidik, kriminalitas terjadi dimana-mana, bangkitnya animisme berselubung kebudayaan, dan lain sebagainya menuntut perhatian kita semua.

Disamping pengaruh negatif juga ditemui pengaruh positip seperti gaya liturgi dan ibadah yang dibawa oleh gereja – gereja aliran pantekosta / kharismatik yang hidup dan meriah, di iringi dengan peralatan musik lengkap dan nyanyian-nyanyian yang ringan dan meriah. Begitu pula pola ibadah dengan pujian dan penyembahan yang hidup dan gembira memberikan nuansa baru bagi suasana peribadatan yang dulunya terkesan monoton dan kaku kepada suasana yang meriah dan hidup. Siaran televisi juga menanyangkan hal hal positip seperti kebaktian kebangunan rohani dan pelayanan rohani oleh pendeta – pendeta yang dipakai oleh Tuhan dengan pengajaran yang membangun iman serta menampilkan mujizat dan kuasa Tuhan.

Penutup
Sebagai akhir dari tulisan ini saya ingin mengutip satu ayat dari Firman Tuhan yang terdapat dalam Kolose 3 : 17 ; Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan dan perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus,sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita. Amin -- Tuhan Yesus Memberkati.

Banjarbaru, Desember 2010.

Kamis, 02 Desember 2010

AKAR KEPAHITAN oleh : Bambang WA

Ibrani 12 : 15 “ Jagalah supaya jangan ada seorangpun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan mencemarkan banyak orang”.
Yang paling berat dalam hidup ini adalah hidup tanpa masalah, kita dekat dengan Allah-pun tidak berarti bahwa hidup kita tanpa masalah namun hidup dekat dengan Allah berarti menang dan bersuka cita ditengah masalah.
Supaya kita tidak hidup dalam kepahitan
1. Jangan melupakan nasehat Tuhan.
2. Jangan menganggap enteng ntentang didikan Tuhan.
3. Jangan putus asa bila diingatkan.
4. Tuhan Yesus akan membentuk atau mengajar/ mendidik orang-orang yang dikasihinya untuk merubah prilaku/ watak / karakter kita janji Tuhan dalam Wahyu 3 : 10 Karena engkau menuruti firman-Ku, untuk bertekun menantikan Aku, maka Akupun melindungi engkau dari hari pencobaan yang akan datang atas seluruh dunia untuk dicobai mereka yang diam dibumi. 11 Aku datang segera. Peganglah apa yang ada padamu, supaya tidak seorangpun mengambil mahkotamu. Demikian juga firman Tuhan dalam Yermia 1 : 7 “Janganlah katakan : Aku ini masih muda, tetapi kepada siapapun engkau Ku-utus, haruslah engkau pergi, dan apapun yang Kuperintahkan kepadamu, haruslah kausampaikan”. Bapa sudah memilih saudara dan saya sebagai orang-orang pilihan, hal ini sungguh luar biasa.
5. Tuhan Yesus akan menyerahkan dan mengajar terhadap orang-orang yang dikasihi dan diakui sebagai Anak-Nya .

Penyebab Kepahitan
1. Harapan-harapan yang tidak terpenuhi sebagaimana dalam Yakobus 4 : 2 “ Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh, kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa “.
2. Ketersinggungan yang tak terselesaikan menusuk sampai kehati baca dalam Matius 5 : 25 “ Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia ditengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya dan engkau dilemparkan kedalam penjara ”.
3. Adanya kemarahan yang berkepanjangan.
4. Karena kegagalan dalam mengampuni.
5. Kegagalan dan kekecewaan hati karena diperlakukan tidak adil.
6. Karena hak-haknya diambil oleh orang lain atau saudara sendiri.
7. Bersekutu dengan orang-orang yang mengalami kepahitan, dan masih banyak lagi penyebabnya.

Saudara, engkau adalah orang yang berharga dimata Tuhan, Tuhan itu maha pengasih, Bapa itu maha pengapun karena Bapa lebih dahulu mengasihi kita.
Bagaimana cara menanggulangi apabila kepahitan itu sudah ada dalam kehidupan kita :
1. Ambil tindakan secepatnya, kita baca dalam 1 Korintus 13 : 4-5 “ Kasih itu sabar; kasih itu murah hati ; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. 5 Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain”.
2. Melakukan pertobatan dengan bersungguh-sungguh, 1 Yohanes 1 : 9 “ Jika kita mengaku dosa kita, maka ia adalah setia dan adil, sehingga ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan”.
3. Kita bersedia mengampuni , sebagaimana dalam firman Tuhan yang terdapat di Efesus 4 : 31-32 “Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang diantara kamu, demikian pula segala kejahatan. 32 Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni , sebagaimana Allah didalam Kristus telah mengampuni kamu “.
4. Mereconsiliasikan kepahitan yang artinya menjalin hubungan yang lebih sehat antara manusia dengan manusia oleh sebab dan akibat yang menjadikan akar kepahitan dan kepada Bapa melalui anaknya Yesus Kristus sehingga terjalin hubungan yang harmonis antara manusia dengan Tuhan Yesus.
5. Punya sikap positif thinking rohani sebagaimana firman Tuhan yang terdapat dalam 2 Korintus 12 : 9-10 demikian firmanya 9. Tetapi jawab Tuhan kepadaku “ Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna”. Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku. 10 Karena itu aku senang dan rela didalam kelemahan, didalam siksaan, didalam kesukaran, didalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.
6. Pakai kuasa Allah untuk menjaga keutuhan keluarga kita, rumah kita, pekerjaan kita agar apa yang kita kerjakan atau kita perbuat berkenan dihadapan Allah sehingg semua yang kita kerjaklan diberkati dan berhasil.
7. Jangan bersekutu dengan kepahitan artinya kita tidak diperkenankan kumpul-kumpul sesame manusia yang mengalami kepahitan sehingga saling curhat atas masing-masing pengalaman kepahitan sehingga akan mengakibatkan kepahitan yang lebih hebat lagi.
8. Kita harus menjaga Hati dalam Amsal 4 : 23 “ Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan”.
9. Kamu juga harus sabar dan harus meneguhkan hatimu, karena kedatangan Tuhan sudah dekat! Saudara-saudara, janganlah kamu bersungut-sungut dan saling mempersalahkan, supaya kamu jangan dihukum. Sesungguhnya Hakim telah berdiri diambang pintu. Yakobus 5 : 8-9 Amin.
Tuhan memberkati.

Senin, 15 November 2010

LIKA LIKU STUDY BANDING

Seorang teman mantan pegawai negeri sipil didaerah, bercerita pernah merasakan keinginan yang kuat untuk bisa ikut dalam sebuah study banding yang dilaksanakan oleh instansi tempat nya bertugas atau instansi dimana ia memiliki hubungan kerja. Keinginan yang begitu kuat itu bukan karena ingin memperoleh tambahan pengetahuan untuk diterapkan dalam tugas nantinya, tetapi lebih disebabkan oleh keinginan untuk melihat negeri orang dan menikmati fasilitas yang belum pernah dinikmatinya seperti naik pesawat terbang, menginap dihotel berbintang, minum dikafe atau makan direstoran mewah dan hiburan – hiburan yang belum pernah dirasakannya.
Hasrat besar PNS itu juga rupanya ada didalam diri anggota Dewan Perwakilan Rakyat baik pusat maupun daerah yang sebenarnya adalah orang-orang yang telah memiliki tingkat hidup diatas rata rata PNS dan rakyat kebanyakan. Namun gejolak untuk bisa jalan jalan keluar daerah atau keluar negeri cukup besar karena inilah kesempatan baik yang harus dimanfaatkan dengan sebaik baiknya. Siapa yang bisa menjamin kalau dalam pemilihan mendatang bisa duduk lagi dikursi nan empuk itu. Jadi mumpung ada kesempatan, maka baiklah waktu yang ada ini digunakan untuk berpiknik ria dinegeri seberang yang mungkin tidak ada lagi kesempatan dimasa datang.
Penyakit study banding yang menghinggapi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD ) dibungkus alasan formal ingin menggali pengalaman Pemda lain dalam mengelola sesuatu objek misalnya pengelolaan perparkiran, taman kota, kebersihan kota, pasar rakyat,atau pariwisata dan banyak objek lainnya, maka disusunlah sebuah rencana study banding misalnya ke Jogja atau Bali atau Bandung, Jakarta,Manado,Medan,Padang,Balikpapan dan sebagainya. Yang menjadi tanda tanya kenapa objek study banding anggota DPRD atau pun aparat Pemda lebih suka memilih jogja, bali,Jakarta,bandung untuk study banding. Apakah memang kota atau Pemda setempat memang memiliki kelebihan yang patut jadi acuan ? Jawaban sementara adalah karena kota kota itu mempunyai daya tarik tersendiri. Misal Bali karena terkenal dengan objek wisatanya . Jakarta atau Bandung dipilih karena kedua tempat itu sesak dengan tempat hiburan pemuas mata dan telinga atau yang lainnya. Pendek kata study banding adalah alasan yang tepat untuk melihat dan sekaligus menikmati apapun yang bisa dengan gratis karena dibekali oleh Negara atau Daerah. Begitu pula dengan anggota DPR pusat, study banding keluar negeri tentu memilih kota atau Negara – Negara yang hebat walaupun tidak sesuai dengan objek study banding.
Itulah sebabnya jika tugas pokok sudah dapat dilaksanakan misalnya pertemuan singkat dengan Pemda atau Instansi terkait dengan objek study banding yang mungkin sekitar 2 – 3 jam pertemuan, maka bak panah lepas dari busurnya. Masing masing personil mulai mencari informasi tempat mana yang layak untuk dikunjungi, baik sendiri sendiri maupun berkelompok dua tiga orang yang sama seleranya. Tidak heran ketika kembali kehotel dengan segera jemputan taksi menempati posisi di halaman hotel dan kemudian membawa anggota study banding kemanapun mereka kehendaki.
Bagaimana nasibnya dengan materi study banding? Ah itu mudah saja, minta brosur dan peraturan yang ada atau buku buku yang kebetulan sudah diterbitkan oleh instansi tertentu dan serahkan kepada ketua tim untuk dibawa pulang. Nanti untuk pembuatan laporan sudah ada formatnya, tinggal isi sesuai dengan kebutuhan oleh stap yang kebetulan juga ikut study banding. Tentunya stap akan sangat senang jika dibawa study banding karena ia juga punya selera yang mirip atau sudah dibentuk seleranya sama dengan para anggota dewan tersebut.
Laporan tinggal laporan, bisa diarsipkan dengan baik, foto foto dokumentasi pertemuan sejenak itupun diarsipkan dengan baik yang isinya sudah bisa diduga, yaitu foto sambutan ketua tim / rombongan, sambutan tuan rumah, penyerahan cindera mata dan satu dua foto pembicara saat diskusi / pertemuan dilaksanakan.
Apakah hasil study banding bisa diterapkan ? sebenarnya ada yang bisa tetapi banyak yang tidak bisa karena memang situasi dan kondisi, berbeda baik social, fisik,ekonomi dan budaya atau sumberdaya lainnya. Akhirnya study banding tinggal study banding, dan ada kemungkinan study banding yang sama (misalnya perparkiran ) dengan tempat yang sama akan dilakukan lagi oleh komisi atau fraksi lain di Dewan tersebut, Cuma dibedakan dalam stressing atau titik perhatiannya. Kalau fraksi yang satu dari sudut pendapatan untuk mengisi kas daerah tetapi fraksi yang satunya mengenai pertisipasi swasta dalam pengelolaan perparkiran. Untuk objek yang tumpang tindih ini, tidak ada yang terlalu peduli karena yang penting bukan tujuannya tetapi efek sampingnya.
Lalu bagaimana dengan anggaran, apakah daerah atau pemerintah meyediakan dana untuk memenuhi semua kebutuhan perjalanan study banding ini ? Secara normative sudah terpenuhi, misalnya tiket pesawat pp, taksi airport – ke kota pp, biaya penginapan hotel, uang harian atau lumpsum. Tapi itukan jumlahnya tidak seberapa, sedangkan untuk biaya hiburan tidak tersedia. Lalu bagaimana menyikapinya? Yang paling sederhana adalah mengajak partner setiap komisi atau fraksi untuk ikut study banding. Setiap partner yaitu instansi pemerintah, swasta atau BUMN/D diminta partisipasi untuk membantu keberangkatan rombongan sudy banding. Jumlahnya bisa dirundingkan sesuai situasi dan kondisi instansi yang bersangkutan. Untuk partner kerja, bisa ikut dalam study banding atau bisa juga tidak ikut, tergantung pimpinan masing masing.
Begitulah ceritanya, sehingga tidak heran ditengah tengah masyarakat terdengar kencang suara suara menentang study banding yang dilakukan oleh anggota dewan, baik pusat maupun daerah karena memang lebih banyak sia sia daripada hasil yang diperoleh. Hasil disini dalam pengertian untuk meningkatkan kemakmurann rakyat,bukan kemakmuran anggota dewan.
Akhirnya semua terpulang kepada hati nurani para pemimpin kita, apakah mereka masih memilikinya atau sudah menutupnya sehingga tidak ada rasa lagi walaupun ditusuk dengan bambu runcing sekalipun. Ya itu lah Indonesiaku saat ini.